Minggu, 02 Februari 2014

Berkah kalung sayyidah fatimah

liputanislam – Suatu ketika Rasulullah Saw kedatangan tamu seorang musafir yang telah kehabisan bekal. karena di rumah beliau tidak ada sesuatu yang layak diberikan, maka beliau minta tolong sahabat Bilal agar mengantar tamu itu ke rumah putri Beliau, yaitu  Sayyidah Fathimah as.
Dirumah Sayyidah Fathimah as, rupanya juga tidak ada sesuatu yang layak dimakan. Maka dengan senang hati, tulus dan ikhlas, Sayyidah Fathimah memberinya kalung hadiah pernikahannya dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib as. Sayyidah Fathimah berkata:  “Ambillah kalung ini dan juallah, mudah-mudahan harganya cukup untuk memenuhi keperluanmu”.
Oleh si tamu, kalung itu dijual ke Ammar bin Yasir, salah seorang sahabat Nabi Saw  “Berapa hendak kamu jual kalung itu?” tanya Ammar bin Yasir.
“Aku akan menjualnya dengan roti dan daging, sekedar untuk mengenyangkan perutku, sebuah baju penutup tubuhku dan uang satu dinar untuk menemui istriku” kata si tamu tadi.
Ammar berkata:  “Baiklah, aku membeli kalung itu dengan harga 20 dinar, ditambah 200 dirham, ditambah sebuah baju, serta seekor unta agar engkau dapat menemui istrimu”.
Setelah itu Ammar berkata pada budaknya, Asham.
“Wahai Asham, pergilah sekarang menghadap Rasulullah Saw, katakan bahwa aku menghadiahkan kalung ini dan juga engkau kepadanya. jadi mulai hari ini kamu bukan budakku lagi tetapi budak Rasulullah Saw”.
Ternyata, Rasulullah Saw pun berbuat sebagaimana Ammar. Ia menghadiahkan kalung itu dan juga Asham kepada Sayyidah Fathimah.
Sayyidah Fathimah asbegitu berbahagia menerima hadiah dari ayahandanya, sekalipun dia tahu bahwa kalung ini semula memang miliknya.
Dia sadar, ternyata kebaikannya yang hanya sekedar memberi kalung mendapat balasan berlebih dari Allah Swt,  yaitu dengan ditambah seorang budak.
Lalu Sayyidah Fathimah berkata kepada Asham: “Wahai Asham, engkau sekarang bebas dari perbudakan dan menjadi manusia merdeka, aku melakukan semua ini karena Allah Swt semata”.
Mendengar perkataan Sayyidah Fathimah, Asham tertawa gembira.
Sayyidah Fathimah pun menjadi heran dan bertanya; ” Wahai Asham, mengapa engkau tertawa seperti itu?”
“Aku tertawa karena kagum dan takjub akan berkah kalung itu. Ia telah mengenyangkan orang yang lapar, Ia telah menutup tubuh orang yang telanjang, Ia telah memenuhi hajat seorang yang fakir dan akhirnya ia telah membebaskan seorang budak”, jawab Asham.
***
Mudah-mudahan kisah ini bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk kita semua, bahwa kedermawanan adalah akhlaq yang mulia, seperti apa yang dilakukan oleh Sayyidah Fathimah.  Amin.
*Dikutip dari Kisah-Kisah Islami Pilihan (liputanislam.com/AF)
Sumber : Liputanislam

Syria Christian leaders: Stop supporting militants

Islampos.com - Syria’s top Christian leaders have called on the US to stop supporting Syria militants as conditions continue to worsen for the religious minority in the crisis-hit Arab country.

Leaders of five Christian denominations have called on the US government to change its policies and stop calling the militants “freedom fighters.” They are also urging Washington to put pressure on countries like Saudi Arabia, Qatar and Turkey to stop sending foreign militants into Syria.


The group comprises of Reverend Adeeb Awad, vice moderator of the National Evangelical Synod of Syria and Lebanon, Bishop Elias Toumeh, representative of the Greek Orthodox Patriarch of Antioch and All the East, and Bishop Armash Nalbandian, Primate of the Armenian Church of Damascus.


They are joined by Reverend Riad Jarjour, Presbyterian pastor from Homs, and Bishop Dionysius Jean Kawak, Metropolitan of the Syrian Orthodox Church.


It is the first delegation of its kind to visit Washington since the Syria crisis began three years ago, and its five members represent key different Christian communities in the country.


Stories by the five top leaders in the American Time magazine highlight the horrors that Christians are facing in Syria amid the worsening situation in the Middle Eastern country.


The bishops’ accounts are similar to other stories of violence against Syrian Christians during the conflict which has claimed at least 130,000 lives over the past three years.


Syria is home to some 1.8 million Christians, who account for about 10 percent of the country’s population. The religious minority has been subjected to numerous attacks by extremist groups since the outbreak of violence in the country in March 2011
 
Sumber : islamtimes